FYI: Postingan berikut adalah update dari postingan yang dipublikasikan pada September 2015. Postingan ini telah diperbarui Maret 2017 menyusul adanya peraturan baru mengenai bagasi kabin AirAsia dan disusulkan update terbaru Januari 2019 terkait peraturan baru Bagasi Lion dan Wings Air.
Kita tahu bahwa salah satu biaya terbesar yang dikeluarkan untuk traveling adalah tiket pesawat. Umumnya ketika kita hendak traveling, kita disibukkan dengan mencari tiket pesawat yang murah, bahkan berburu tiket promo jauh-jauh hari. Kemudian, untuk mengokomodasi kepentingan serba murah tadi, biasanya orang (cenderung) memilih Low Cost Carrier (pembahasan lebih lengkap bisa klik disini). Nah, agar tiket makin murah, apabila pergi dalam waktu singkat katakanlah 4 hari, selalu usahakan untuk tidak ambil bagasi ekstra. Inilah tips saya bagaimana menyiasati packing tas/koper supaya lolos syarat 7kg untuk masuk ke kabin pesawat.
Kita tahu bahwa salah satu biaya terbesar yang dikeluarkan untuk traveling adalah tiket pesawat. Umumnya ketika kita hendak traveling, kita disibukkan dengan mencari tiket pesawat yang murah, bahkan berburu tiket promo jauh-jauh hari. Kemudian, untuk mengokomodasi kepentingan serba murah tadi, biasanya orang (cenderung) memilih Low Cost Carrier (pembahasan lebih lengkap bisa klik disini). Nah, agar tiket makin murah, apabila pergi dalam waktu singkat katakanlah 4 hari, selalu usahakan untuk tidak ambil bagasi ekstra. Inilah tips saya bagaimana menyiasati packing tas/koper supaya lolos syarat 7kg untuk masuk ke kabin pesawat.
Selalu ada solusi untuk packing |
Kebanyakan Low Cost Carrier
memberlakukan 1 bag only dan beratnya maksimal 7 kg untuk
tas/koper yang dibawa ke dalam kabin. Silahkan bisa check ke
masing-masing maskapai untuk peraturan lebih lengkapnya, karena biarpun
sebenarnya hampir sama, tapi biasanya ada sedikit pembeda satu sama lain.
Disini, saya akan bagikan informasi untuk maskapai Air Asia dan untuk apa aja
barang yang biasa saya bawa untuk perjalanan 3-4 hari.
Peraturan bagasi kabin |
Sebelum jauh membahas, akan saya jelaskan berbagai kelebihan melakukan traveling dengan bawa tas/koper ke kabin pesawat:
Satu: Menghemat biaya tiket. Kita menghindari beli bagasi tambahan supaya tiket tetap murah. Pilihan harga bagasi di Air Asia sekarang mulai 20 kg untuk rute internasional. Sedangkan yang 15 kg hanya ada di penerbangan domestik. Dan dalam penerbangan intra-Asean bagasi seberat itu harus ditebus dengan harga Rp. 180.000. Lumayan kan kalau harus terhitung harga perjalanan bolak-balik?
Dua: Tanpa tambahan bagasi berarti kita bisa langsung melenggang ke ruang tunggu. Dengan adanya kebijakan check-in online atau self check-in milik Air Asia membuat kita tidak perlu antri lagi di konter check-in. Tetapi kalau kita bawa bagasi, kita tetap harus mengantri ke konter untuk drop baggage. Pengecualian untuk pesawat yang terbang dari KLIA 2, walaupun kita sudah self check-in, untuk beberapa kondisi kita tetap diharusnya mengantri ke konter document check
Tiga: Tidak buang waktu untuk mengambil bagasi di conveyor belt. Terkadang setelah kita turun dari pesawat, kita harus menunggu lama bagasi kita untuk nongol. Kalau kita harus buru-buru mengejar jadwal bus/kereta, hal seperti ini bisa bikin gelisah.
Empat: Tidak ada resiko bagasi nyasar. Seringkali karena padatnya jadwal penerbangan, human error bisa saja terjadi sehingga bagasi kita nyasar. Masih mending kalau nyasar di flight berikutnya, setidaknya kita bisa tunggu. Kalau nyasar ke penerbangan lain, misal kita mau ke Kuala Lumpur tapi bagasi kita nyasar ke Bangkok? Kan gawat. Hehehe.
Lima: Tidak ada resiko bagasi rusak/dirusak. Sering kita mendapati berita bahwa koper atau tas rusak karena ulah oknum nakal di bandara. Memang kalau sudah masuk ke bagasi, kita tidak punya kontrol sama sekali dengan bagasi kita. Walaupun sudah digembok, masih bisa disobek. Bahkan apabila isi bagasi kita ada yang rapuh atau mudah pecah, walaupun udah diberi stiker "fragile" tapi tetap ada resiko rusak.
Timbangan & Pengukur Tas Kabin |
Baiklah, packing time! Untuk Air Asia, ketentuan size bagasi kabin itu tidak boleh lebih dari 56cm x 36cm x 23cm. Biasanya ransel standar ukuran 25-30 liter dan untuk koper sekitar 16-20 inch. Dahulu, siapalah juga yang bakal detail mengukur satu persatu? Dahulu, berat 7 kg pun juga tidak akan ditimbang tiap penumpang, yang terpenting adalah soal ukuran, size koper/tas jangan mencolok, terlalu besar misalnya. Peraturan jaman dahulu memang sedikit longgar, akan tetapi, mulai 15 Maret 2017 AirAsia mengeluarkan kebijakan baru yang cukup ketat!
Tas/Koper harus cukup dan bisa masuk ke Baggage Meter |
Peraturan lama AirAsia, membolehkan kita membawa 7kg bagasi kabin ditambah dengan 1 hand baggage. Akan tetapi, peraturan baru mengharuskan jumlah total bagasi kabin dan hand baggage adalah 7kg. Jadi peraturan lama adalah 7kg + hand baggage, sedang peraturan barunya adalah bagasi kabin + hand baggage = 7kg. Dan yang terbang melalui KLIA2 akan ditimbang baik di konter luar maupun konter dalam (paska imigrasi) Tentu saja, yang over baggage akan dikenakan denda yang lumayan.
Dari info yang beredar di internet, pemberlakuan kebijakan baru tersebut menyebabkan terjadinya antrian yang cukup panjang di KLIA2. Pihak KLIA2 akan menimbang secara rinci berat dari tiap bagasi kabin.
Update terbaru, Lion Air dan Wings Air juga menerapkan peraturan baru yang pada intinya mirip dengan peraturan bagasi pada LCC seperti AirAsia dkk. Terhitung sejak 8 Januari 2019, penumpang Lion Air tidak lagi mendapat bagasi 20 kg secara percuma alias gratis. Begitu pula penumpang Wings Air tidak lagi mendapat bagasi 10 kg secara gratis untuk dimasukkan ke bagasi pesawat. Bagasi kabin tetap gratis dengan syarat berupa satu buah tas jinjing dengan dimensi 40 cm x 30 cm x 20 cm dan dengan beban tidak melebihi 7 kilogram. Tentu saja kita diwajibkan membeli prepaid-baggage agar tidak kena denda pada saat check-in. Yak, denda kelebihan beban lebih mahal berkali-kali lipat daripada membeli prepaid-baggage. Mulai 15 Januari 2019, Thai Lion Air juga memberlakukan peraturan yang sama. Silakan kunjungi laman resmi maskapai untuk info selengkapnya.
Nah, agar kita terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan tersebut, berikut tips packing yang biasa saya gunakan. Kebetulan selalu berada dibawah 7kg, hanya di kisaran 5-6 kg itupun sudah termasuk tripod untuk kamera saya. Oya, tas yang saya pakai adalah tas ransel ukuran 25 liter. Untuk memastikan ukuran dan berat tas, biasanya di bandara sudah disediakan timbangan beserta ukuran batasan. Yang jelas, tips saya ini lebih kepada menata barang bawaan supaya muat di tas kabin. Berikut skema grafisnya:
Peraturan baru bagasi kabin |
Image via Facebook |
Dikutip dari laman LionAir.co.id |
Nah, agar kita terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan tersebut, berikut tips packing yang biasa saya gunakan. Kebetulan selalu berada dibawah 7kg, hanya di kisaran 5-6 kg itupun sudah termasuk tripod untuk kamera saya. Oya, tas yang saya pakai adalah tas ransel ukuran 25 liter. Untuk memastikan ukuran dan berat tas, biasanya di bandara sudah disediakan timbangan beserta ukuran batasan. Yang jelas, tips saya ini lebih kepada menata barang bawaan supaya muat di tas kabin. Berikut skema grafisnya:
Skema grafis packing |
1. Kaos/Kemeja. Untuk traveling sekitar 4 harian, bawalah kaos/kemeja secukupnya. Demi ruang yang cukup di tas ransel, biasanya saya melipat kaos/kemeja menjadi 3-4 lipatan. Hampir seperti digulung, jadi hemat tempat. Bawalah pakaian secukupnya misal untuk kaos bepergian, untuk tidur, dan kaos cadangan untuk ganti andaikan basah terkena hujan.
2. Handuk. Biasanya handuk dan perlengkapan solat saya
taruh dipaling bawah. Tidak semua hostel backpacker menyediakan handuk, jadi
alangkah baiknya kita membawa handuk ukuran sedang. Lipat secukupnya. Begitu
juga dengan perlengkapan sholat seperti sajadah dan sarung. Pada bagian ini
bisa juga ditaruh jaket. Tetapi untuk saya, jaket lebih sering saya pakai.
Selain mengurangi berat ransel, sebagai orang tropis, saya masih perlu jaket di
pesawat. Hehehe.
3. Underwear. Saya biasa menggunakan pakaian
dalam sekali pakai (disposable brief). Selain hemat tempat karena biasa dikemas
dalam bentuk gulungan kecil, kita bisa membuangnya sehingga kita bisa menghemat
tempat di tas kita ketika pulang. Disposable brief bisa didapat dengan harga
cukup murah di mini market terdekat tersedia berbagai ukuran baik untuk laki-laki maupun perempuan. Biasanya berisi 5-7 buah.
4. Toiletries. Perlengkapan mandi, termasuk
parfum, dan lain-lain ada baiknya dikemas dalam toiletries
case. Perlu diingat, apabila dibawa ke dalam kabin, toiletries
yang bentuknya cairan, maksimal cuma boleh 100ml per-item. Dan ini
dihitung dari kemasannya, jadi walaupun sudah dipakai dan tinggal sedikit, tapi
kalo kemasannya lebih dari 100ml, biasanya tetap akan disita. Biasanya peraturan
ini sangat ketat dalam penerbangan internasional. Ada baiknya pula untuk
menambah keamanan, kita bisa menambahkan sealed plastic.
5. Celana. Biasanya saya hanya membawa 1 celana
dalam tas saya, tapi kalian bisa saja menambahkannya menjadi 2-3 sesuai
kebutuhan. Celana yang saya bawa adalah celana kain berukuran pendek. Untuk
celana panjang yang berbahan jeans, biasanya saya pakai dalam perjalanan,
mengingat bahan jeans/denim biasanya lebih berat dan akan makan tempat.
Usahakan untuk melipat celana dalam lipatan yang cukup banyak.
6. Sandal. Urgensi membawa sandal dikarenakan
rata-rata hostel backpacker menggunakan shared bathroom sehingga kita perlu
sandal untuk bolak balik dari kamar ke kamar mandi. Sandal juga sangat berguna
ketika musim hujan. Sayang kan sepatu kita harus dipakai hujan-hujanan
Berikut adalah barang-barang yang biasa saya bawa ketika packing. Saya urutkan dari yang paling rawan disita yaitu toiletries. Ada panduan internasional untuk cairan, aerosol dan gel.
Panduan internasional untuk cairan, aerosol dan gel |
Untuk toiletries saya biasa membawa perlengkapan serba mini termasuk untuk parfum dan deodoran. Semua botol maksimal berukuran 100ml. Ada baiknya membawa shampo sachet agar lebih mudah dikemas. Koyo adalah sahabat saya untuk menghilangkan pegal dan plester untuk jaga-jaga barangkali lecet setelah berjalan kaki seharian. Oya, toiletries tadi bisa ditambahkan kantong plastik bersegel.
Untuk handuk saya biasa membawa yang ukuran kecil agar menghemat tempat. Saya sih menyarankan untuk bawa diposable brief, mudah dibawa dan bisa kita buang setelahnya. Dan yang perlu diperhatikan adalah, harganya cukup murah! Selain disposable brief, saya juga selalu membawa tisu basah. Tisu basah ini sangat berguna ketika hendak menggunakan toilet di luar negeri. Terutama untuk urusan (maaf) cebok. :p
Toiletries 1 |
Toiletries 2 |
Toiletries 3 |
Contoh diposable brief dari salah satu minimarket |
Medical stuff |
Untuk kaos, seperti skema grafis diatas, saya lipat sampai 3 lipatan. Usahakan bawa kaos yang nyaman dan breathable mengingat umumnya kita akan banyak jalan kaki dan berkeringat.
Kemudian ada bawaan opsional. Biasanya saya bawa 3 benda ini, tisu, botol minum dan sebuah comfort kit. Untuk tisu, selain tentu saja untuk mengelap keringat, di beberapa negara seperti Singapura, tisu bisa kita digunakan untuk booking meja di hawker center. Jadi tinggal taruh tisu di meja yang akan kita duduki, kemudian carilah makanan yang akan dibeli, maka meja kita akan aman dari serbuan pembeli yang lain.
Eco friendly tissue |
Botol minum |
Comfort kit dalam 1 buntalan (kiri) berisi eye shade, inflatable pillow dan selimut |
Oke, sekian postingan tips & trik dari saya. Selamat packing dan selamat jalan-jalan!
credit to: Pensamentodedito go check his blog here!