Halo, Phnom Penh!
10/16/2018 06:06:00 PMSore di Phnom Penh |
RS II Guesthouse, secara interior mirip dengan penginapan-penginapan di daerah dataran tinggi yang pernah berjaya pada era 90-an. Ya kalau di tempat saya mirip dengan penginapan di sekitar Baturraden-lah. Paling yang membedakan hanyalah disekitar sini tidak ada "Pusat Jajan dan Olahraga" semacam Gang Sadar. Lokasinya berada persis di seberang Veal Preah Meru, sebuah tanah lapang serupa alun-alun di depan National Museum of Cambodia. Dari seluruh Phnom Penh, saya rasa lokasi penginapan saya ini cukup sentral. Dekat dengan destinasi populer di Phnom Penh, kemana-mana tinggal jalan kaki.
Kunjungan saya ke Phnom Penh tidak lain adalah untuk mengunjungi teman kuliah saya yang sekarang bekerja disini. Karena janjian pukul 20:00, maka usai maghrib saya menyeberang ke Veal Preah Meru terlebih dahulu. Disana sedang ada eksebisi tentang Krama. Menurut laman Go Go Cambodia, penggagas eksebisi acara ini, Krama adalah syal/selendang kain bermotif kotak-kotak yang secara tradisional banyak dipakai oleh orang Khmer. Konon, menurut sejarahnya, Krama sudah dipakai sejak 2200 tahun yang lalu. Sejarah juga mencatatkan bahwa Krama adalah cara membedakan dengan jelas orang Khmer dari tetangga mereka, orang Thai, Vietnam, dan Laos.
Hmm, jika kalian menyimak postingan saya yang berkunjung ke Cu Chi Tunnel, disitu tentara Viet Cong juga mengenakan selendang serupa bernama Khăn Rằn. Baik Krama maupun Khăn Rằn, bisa digunakan untuk banyak tujuan termasuk fashion, perlindungan dari matahari, bantuan (untuk kaki) ketika memanjat pohon, tempat tidur gantung untuk bayi, handuk, atau sebagai "sarung".
Tentara Viet Cong mengenakan Khăn Rằn |
Selain upaya memecahkan Guinness World Record, eksebisi ini juga diisi berbagai macam kegiatan lain. Ada pertunjukan musik tradisional Krom Phleng Pinpeat, galeri fotografi, night market yang menjual kerajinan tangan khas kamboja, Foodcourt yang yang relatif sepi, Kidzone yang lebih banyak diisi orang dewasa ketimbang anak-anak dan juga outdoor cinema yang mirip-mirip dengan Layar Tancap.
Peta |
Krom Phleng Pinpeat |
Photo Gallery |
Night Market |
Night Market |
Saya sempat iseng duduk di bangku penonton outdoor cinema, entah filmnya bercerita tentang apa saya tidak tahu. Lha wong pakai bahasa Khmer dan tentu saja tidak ada subtitle bahasa Indonesia. Mungkin Pein Akatsuki dan Lebah Ganteng perlu memperbanyak referensi film di Kamboja. Yang jelas, untuk banyak adegan, para penonton nampak tertawa yang berarti bisa saya asumsikan film tersebut adalah film
Outdoor Cinema a.k.a Layar Tancap |
Veal Preah Meru |
Kami janjian di Café Phum. Semacam tempat ngopi kasual yang lapaknya sebagian ngambil ruas trotoar. Meskipun berbeda, Kopi disini tiba-tiba mengingatkan saya pada waralaba Kopi Kulo di tanah air. Oya, fotonya saya ambil dari googling, selain waktu itu malas motret karena agak remang-remang, kami juga terlalu asyik ber-ghibah soal rekan kami yang menjadi pelakor sampai masup ke program TV nasional. Hahaha.
Café Phum |
Selain ber-ghibah ria dan mencicipi kopi Kamboja, tidak lengkap rasanya sudah menginjakkan kaki di tanah Khmer tanpa mencicipi makanan lokalnya yaitu Pizza. Hahaha. Kan Pizza-nya dibikinnya di Phnom Penh, bro! Mana jualannya persis di depan Café ini, yasudah mau gimana lagi? By the way, Pizza disini mirip dengan Papa Rons Pizza di tanah air lho!
Setelah kenyang dan
Independent Monument + Mas Motodop |
Kamar saya berada di pojok kanan atas pada foto dibawah ini. RS II Guesthouse berada tepat diatas Coffee Today. Pintu masuknya melalui lorong tangga disebelah kiri bawah. Sedangkan bangunan merah kecil yang mirip pos satpam tersebut adalah resepsionisnya. Well, see you in the morning. Good night!
Bersambung...
1 komentar
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc