Tips: Low Cost Carrier atau Full Service Airlines?
9/24/2015 08:10:00 PM
Sebagian
besar backpacker di kawasan Asia Tenggara tentulah akrab dengan Low Cost
Carrier (LCC) atau maskapai berbiaya rendah seperti Air Asia, Tiger Air, Jetstar,
Lion Air, dll. LCC memang cukup ramah kepada para pelancong
karena menawarkan harga yang lebih murah. Berbeda dengan Full Service Airlines (FSA) seperti Garuda Indonesia, Malaysia
Airlines, Thai Airways, Singapore Airlines, Qantas, dll. Dengan harga yang
seringkali lebih mahal dari LCC, maskapai seperti ini menawarkan banyak
kenyamanan dan kemudahan. Kita ambil contoh harga penerbangan Jakarta-Bangkok, dengan AirAsia tiap hari ada 3x penerbangan dengan rentang harga mulai 1,2 juta sedangkan Thai Airways yang hanya 1x penerbangan (2x saat weekend dan peak season) menawarkan harga di kisaran 3,5 juta. Terlihat perbedaannya kan?
Low Cost Carrier vs. Full Service Airlines |
Nah, dari beberapa kali terbang menggunakan dua varian tadi, akan saya berikan perbandingan antara LCC dengan FSA. Saya menggunakan tanggal yang sama dalam rentang 2 bulan dari tanggal blog ini dibuat, untuk keberangkatan dari Soekarno Hatta (CGK) menuju Kuala Lumpur (KUL) dalam kelas penerbangan ekonomi. Untuk melengkapi perbandingan, saya tambahkan maskapai hybrid yang merupakan maskapai dengan harga serupa LCC tetapi pelayanannya mendekati FSA. LCC rasa FSA. (Kelak Malindo akan diubah menjadi FSA untuk bersanding dengan Batik Air dibawah naungan Lion Group). Saya juga akan memberikan informasi sekilas mengenai seat-pitch. Seat-pitch adalah jarak dari setiap titik pada salah satu kursi ke titik yang sama persis di kursi depan atau belakangnya. Meskipun tidak mutlak, tetapi memberikan perkiraan yang sangat baik berapa lebar ruang gerak tempat duduk kita.
Tabelnya adalah seperti ini:
Perbandingan Seat Pitch |
Air Asia menggunakan pesawat Airbus A320 dengan daya tampung 180 penumpang yang terbagi dalam 2 kelas penerbangan. Air Asia sebagai penyandang
World Best Low Cost selama tujuh tahun berturut-turut memang mempunyai harga
paling murah diantara pesaingnya. Ketika kita hanya perlu terbang saja, apa
yang ditawarkan Air Asia sudahlah cukup. Seperti saya misalnya, bagasi 7kg
sudah cukup untuk bepergian sekiranya tiga sampai empat hari. Tetapi kadang
untuk jarak tempuh yang lumayan, ke Jakarta-Kuala Lumpur misalnya yang mencapai
2 jam, atau ke Bangkok yang mencapai 3.5 jam, kadang kita perlu makan/minum
juga. Sebagai perbandingan agar sama, maka apabila di Air Asia kita mau memilih
pre-order food kita akan menambah
sejumlah harga yang bervariasi. Taruhlah untuk makanan kesukaan saya Nasi
Goreng Asia w/ Satay seharga Rp.50.000 sudah termasuk air mineral kecil. Misal mau
nambah minuman lain, akan dikenai biaya Rp. 20.000. Menaikkan jumlah
bagasi menjadi 20kg akan menambah biaya Rp.180.000. Memilih kursi pun
bervariasi dari Rp. 20.000-Rp.90.000. Kita boleh saja tidak memilih kursi
favorit dan nanti mendapat tempat duduk acak. Tetapi seandainya kita mau duduk
di window seat, mau bikin flight report misalnya, kita harus memilih kursi
dengan view bagus. Taruhlah kita ambil kursi Rp. 30.000. Seat-pitch Air Asia mempunyai berukuran 29 inch. Sebenarnya ukuran tersebut cukup untuk tinggi rata-rata orang Asia. Tetapi bagi yang cukup tinggi mungkin akan terasa kurang nyaman. Maka total akhirnya
adalah 779.000 + 50.000 + 20.000 + 180.000 + 30.000 = Rp. 1.059.000
Air Asia: Seat-pitch, Meal, Baggage |
Malindo Air menggunakan pesawat Boeing 737-900ER dengan daya tampung 180 penumpang yang terbagi dalam 2 kelas penerbangan. Maskapai dengan jargonnya “Not Just Low Cost” ini disebut sebagai penerbangan hybrid karena menggabungkan elemen-elemen LCC dan FSA. Elemen LCC didapat dari harga penerbangan yang sedang. Tidak mahal, tidak murah, ngepas. Tidak ada fasilitas meal, tetapi tiap pax mendapat Air Mineral dan Biskuit Gratis. Jika mau makan, ada beberapa opsi yang bisa dibeli selama penerbangan dan tiap penerbangan berbeda. Untuk penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur ini ada beberapa pre-order meal. Taruhlah kita beli Chicken Rice with Basmathy Rice seharga Rp. 43.500. Untuk kursi, perlakuannya sama seperti AirAsia. Hanya saja menggunakan sistem pukul rata di harga Rp. 88.700. Untuk beberapa kondisi penerbangan, kita bisa memilih kursi saat check in. Elemen FSA didapat dari free 15kg bagasi dan adanya Inflight Entertainment (IFE) berupa 9 inch AVOD (Audio Video on Demand) untuk menikmati hiburan baik berupa lagu, film dan tayangan televisi. Hanya saja karena masih dengan citarasa LCC, maka untuk menikmati IFE, kita diharuskan membawa headphone sendiri. Seat-pitch Malindo Air yang berukuran 32 inch ini sangat lega, perhatikan jarak kaki saya ke kursi depan cukup lumayan. Maka total akhir yang kita dapat adalah 1.020.000 + 43.500 + 88.700 = Rp 1.152.200
Malindo Air Seat Pitch, Meal, Snack |
9 inch touchscreen AVOD |
KLM Royal Dutch adalah salah satu FSA yang mempunyai rute 5th
Freedom Flight Jakarta-Kuala Lumpur-Amsterdam. Dengan rute intercontinental tersebut KLM menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang mampu menampung total 408 penumpang yang terbagi dalam 3 kelas penerbangan. Harga yang dipatok untuk Jakarta
– Kuala Lumpur adalah $87 sehingga kalau di rupiahkan sekitar Rp. 1.250.000.
Sebagai FSA maka dari uang yang kita bayarkan untuk tiket pesawat, sudah
mencakup semua fasilitas. Bagasi 20kg, makan dan variasi minuman yang bisa kita pilih. Tiap pax juga boleh
memilih tempat duduk favorit tanpa perlu menambahkan biaya apapun lagi. Untuk
IFE dengan 9 inch AVOD juga sudah dilengkapi dengan headphone. Seat-pitch yang berukuran 31 inch pun cukup lega. Tambahan bantal juga menambah kenyamanan sandaran. Bagi yang perlu charging pada gadget atau laptop, tersedia power chord. Jadi apabila harga yang tertera
dalam tiket adalah Rp. 1.300.000 maka total akhirnya tetap Rp. 1.300.000
KLM Royal Dutch Seat Pitch, Full Meal Service, Pillow |
Power Chord, headphone & 9 inch touchscreen AVOD |
Total harga memang kemudian membuat tiga maskapai diatas tidak terpaut cukup jauh.
Masing-masing datang dengan kelebihan masing-masing. Seperti Air Asia misalnya
yang dalam satu hari menawarkan enam jadwal penerbangan dalam rentang 06.35-20.30.
Sedangkan untuk Malindo Air dua kali dan KLM hanya satu kali penerbangan. Air Asia
menawarkan fleksibilitas jadwal penerbangan sehingga kita bisa menyesuikan
waktu keberangkatan sesuai kebutuhan. Tentu saja dengan tarif yang cukup murah diluar segala kelengkapan yang memerlukan biaya tambahan. Akan tetapi Malindo dan KLM menawarkan
beberapa fasilitas dan kenyamanan yang tidak dipunyai oleh Air Asia seperti seat-pitch yang lega dan adanya IFE. Perlu diketahui, dalam beberapa situasi tertentu kadang tiket FSA bisa saja lebih murah dari LCC. Saya pernah mendapatkan tiket Air France seharga $SGD 125 (sekitar Rp. 1.200.000) untuk tujuan Singapore-Jakarta di akhir pekan. Dimana Air Asia mematok harga $SGD120 (jika ditambah pre-order meal dll, tentu lebih dari itu kan?) Dan perlu diingat, harga tiket tidaklah mutlak dan sangat fluktuatif. Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Seperti tiket weekday akan berbeda dengan weekend. Juga akan sangat berbeda saat off season atau sedang promo. Perlu sedikit trik untuk mendapatkan tiket murah, seperti yang paling umum adalah memilih tanggal keberangkatan jauh-jauh hari. Nanti akan saya bahas di blog mendatang.
Semoga tulisan saya ini dapat menambah informasi dalam memilih maskapai. LCC, hybrid, atau FSA hanyalah pilihan untuk disesuaikan dengan kebutuhan kita. Terutama untuk tukang jalan-jalan "kere" macam saya, harus disesuaikan dengan kebutuhan dompet. Hehehe. Dilain kesempatan akan saya tulis tips mengenai cara mendapatkan tiket murah. Selamat jalan-jalan dan semoga penerbangannya menyenangkan!
0 komentar