Singapura dari Ujung ke Ujung: Sebuah Panduan (Part 1)
12/17/2018 11:44:00 PMMerlion-nya lagi haus! |
Flight
Hal yang perlu diperhatikan ketika melancong ke Singapura adalah
SQ951 |
Transportasi
Sebenarnya ada banyak pilihan transportasi publik dari Bandara Changi menuju pusat kota. Ada Mass Rapid Transportation (MRT), bis dan taksi. Tapi saya menyarankan untuk menggunakan MRT karena
Stasiun MRT Changi |
Singapore Tourist Pass |
EZ-Link |
Standard Ticket (Courtesy of Polly Heartie via Flickr) |
Akomodasi
Setelah transportasi, maka selanjutnya adalah akomodasi penginapan. Menginap dimana baiknya di Singapura? Setelah bolak-balik dan menginap dibanyak lokasi, pilihan saya adalah Chinatown. Secara pribadi saya katakan Chinatown adalah center of the universe-nya Singapore. Navigasi dari Chinatown ini kemana-mana gampang baik MRT, bis maupun jalan kaki. Bagi muslim seperti saya, tersedia banyak makanan halal dan juga ada Masjid Jamae Chulia. Selain itu, tidak perlu tergesa-gesa atau repot membeli oleh-oleh, karena di Chinatown Market tersedia segambreng kedai penjual souvenir dengan harga yang umumnya lebih miring daripada lokasi lain!
Ada banyak pilihan akomodasi di Chinatown, tapi langganan saya adalah Capsule Pod Boutique Hostel yang berada di 38 Upper Cross Street. Alasannya, tentu selain karena Capsule/Pod-nya, kebersihan dan keramahannya tiada duanya, bisa dibandingkan dengan hostel lain di Singapore. Penginapan ini juga mudah dicari karena menjadi satu-satunya bangunan berwarna merah brick-red di sepanjang Upper Cross Street. Serta nilai plus lainnya yaitu keberadaan halte bus di depan hotel!
Aight, you can see it! |
Pod Room 1 |
Pod Room 2 |
Koneksi Internet
Ya demi pemenuhan kebutuhan kehidupan era informatika, kita memerlukan koneksi internet untuk
Siloso Beach, depan Ola Beach Club |
Trik lain adalah membeli kartu M1 di 7-Eleven, bukan tourist simcard, seharga $5. Berisi kuota 500 MB. Dan bisa diisi ulang sesuai kebutuhan yaitu 3-days plan 100MB $2, 1GB$5 atau 7-days plan 10MB $1, 1GB $7, dan 2GB $10. Monggo silakan dipilih.
Dollar Singapura |
Itinerary Day #1
Pesawat Singapore Airlines SQ951 tiba di Bandara Changi pukul 08:10 SGT (Singapore Time). Inbound flight ini jarang sekali delay. Oya, mulai Oktober 2018, akan mulai disosialisasikan masuk ke Singapura harus lapor via online. Melalui laman resmi Immigration and Checkpoints Authority (ICA), diterangkan bahwa sistem yang dinamakan Electronic Arrival Card ini berlaku bagi foreign passenger (penumpang mancanegara) untuk mengisi keterangan yang sebelumnya ada di kartu kedatangan. Seperti nama lengkap, nomor paspor, tempat tinggal selama di Singapura, durasi kunjungan dan informasi lainnya.
Jadi, nantinya masuk Singapore tidak akan lagi mengisi Kartu Kedatangan seperti pada umumnya selama ini. Hanya saja, tahap sosialisasi dan percobaan akan dilaksanakan selama tiga bulan mulai bulan Oktober. Silakan kunjungi laman resmi Immigration and Checkpoints Authority (ICA) untuk info lengkapnya.
But first, breakfast! Selepas pos imigrasi di Terminal 3 Changi, tepatnya di area publik sebelum menuju stasiun MRT, saya menyediakan waktu sebentar untuk mampir di Heavenly Wang. Signature dish mereka yaitu Mee Siam sayang sekali untuk di lewatkan. Eits, mereka mengantongi Halal Certified kok!
Area publik T3 Changi |
Heavenly Wang T3 |
Mee Siam Set (dalam mode instastory!) |
Sekitar pukul 09:00 saya sudah menyelesaikan sarapan dan beringsut menuju stasiun MRT Changi. Dikarenakan saya adalah pengguna EZ-Link, maka biasanya saya top-up terlebih dahulu. Bagi yang belum punya, bisa membeli di Ticketing Office yang berada di pojok stasiun MRT ini. Oya, jalur MRT Singapore ini terbagi dalam jalur-jalur yang dibedakan berdasarkan warna-warna.
Peta MRT |
MRT Changi hanya akan membawa kalian ke stasiun Tanah Merah. Jika kalian menginap di sekitar Lavender atau Bugis, dari stasiun
Tanah Merah gantilah ke jalur hijau East West Line menuju Tuas Link/Joo Koon, jangan tertukar arah ke
Pasir Ris! Karena tujuan saya ke Chinatown, saya tidak turun di Tanah Merah. Saya turun di Expo dan
ambil jalur biru Downtown Line menuju Chinatown. Untuk jam ketibaan lain, meskipun tujuan ke Chinatown, seringkali saya naik MRT sampai Bugis terlebih dahulu. Menyempatkan brunch di hawker Albert Centre kemudian dilanjutkan naik bus 851 ke Chinatown, turun di depan penginapan!
Bus 851 |
Usai menitipkan tas di penginapan, saya bergegas menuju Sentosa Island. Kenapa tidak langsung ke Merlion seperti umumnya pelancong Indonesia? Mending kesana pas pagi, menikmati sunrise sekaligus suasana masih sepi turis. Mau foto bergaya apa saja bisa! Oya, saya memang menyediakan waktu yang cukup longgar di Sentosa Island. Ada banyak hal menyenangkan disana yang rasanya sayang jika hanya dihabiskan sesaat hanya untuk berfoto saja. Tapi sekali lagi itu preferensi pribadi saya ya. Saya ambil jalur ungu North East Line menuju Harbourfront. Sentosa Island diakses menggunakan kereta monorail Sentosa Express yang stasiun pemberangkatannya berada di lantai 3 Vivo City Mall. Stasiun MRT Harbourfront berada persis dibawah mall ini.
Tiket Sentosa Express seharga $4. Bisa dibeli langsung atau bagi penggua EZ-Link tinggal tap di pintu masuknya. Bagi yang ingin berhemat, bisa jalan kaki menyusuri Sentosa Boardwalk sepanjang 545 meter. Tapi jalan kaki pun rupanya tidak gratis, tetap harus membayar $1. Oya, jarak 545 meter tersebut adalah panjang Sentosa Broadwalk. Apabila ditambah jarak dari Harbourfront, ya sekitar 1 km.
Apabila naik Sentosa Express, turunlah di Waterfront Station. Tempat ini adalah pintu masuk menuju Universal Studio. Bagi yang jalan kaki, ikutilah Sentosa Broadwalk sampai mentok, kemudian dari Trick Eye Museum ambil kanan.
Waterfront Station |
Universal Studio Globe |
Dikarenakan hari menjelang siang dan cuaca terik Singapura tidak bersahabat bagi kulit tropis, maka lebih baik gunakan waktu untuk kunjungan ke atraksi indoor. Ada banyak pilihan di Resort World Sentosa ini. Dari S.E.A Aquarium, Madame Tussauds Museum sampai rupa-rupa Kasino. Tapi bukan Kasino temennya Dono dan Indro, Kasino tempat menguji keberuntungan alias judi. Hari itu pilihan saya adalah menjadi dewa judi seperti Chow Yun Fat mengunjungi Madame Tussauds Museum. Itu lho museum yang berisi patung lilin dari tokoh-tokoh terkenal. Saya mau berfoto dengan patung Bapak Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno.
Maaf, narsis dikit |
Kalau berfoto dengan semua koleksi patung, lengkap dengan antrian fotonya, Madame Tussauds bisa rampung dalam 1-2 jam tergantung seberapa lama kamu gemes sama patung Taylor Swift menghabiskan waktu berfoto. Oya, tiket Madame Tussauds bisa dibeli langsung di loketnya, atau bisa beli dulu di tanah air melalui situs travel-booking serupa T*raveloka atau K*look yang biasanya banyak promo. Selesai dari Madame Tussauds bisa langsung turun menuju Beach Station atau memutar lewat Sentosa Merlion jika ingin berfoto dahulu dengan Merlion yang lebih besar dari yang ada di Marina Bay! Eh, sungguh, Sentosa Merlion ini adalah patung Merlion yang paling besar di Singapura. FYI, di seantero negara ini, officially, total ada 5 buah patung Merlion lho!
Marrybrown! |
Ada banyak pilihan makanan halal di Sentosa. Kebanyakan memang sedikit pricey, jadi pintar-pintarlah memilih. Pilihan saya biasanya ke Marrybrown dan memesan Lucky Plate, berisi 2 ayam, sepotong roti, coleslaw, mashed potato dan segelas minuman soda. Bagi yang harus makan nasi, tersedia menu dengan nasi juga kok! Usai makan, saatnya beribadah. Mushola ada di area basement Beach Station. Bisa turun menggunakan eskalator dari Beach Station, atau dari Marrybrown turun ke arah Wings of Time ambil kiri dan ikutilah jalan setapak.
Prayer Room |
Prayer Room ini terpisah laki-laki dan perempuan. Untuk bagian laki-laki tersedia sarung, tasbih, Qur'an dan wangi-wangian. Tempat wudhu ada dibagian luar sisi samping kiri. Dikarenakan suasana masih cukup terik, mari berkunjung ke sisi Sentosa yang agak teduh sekaligus belajar sejarah. Mari beringsut ke ujung barat pulau menuju Fort Siloso.
Entrance |
Pemandangan Keppel Bay dari Skywalk |
Fort Siloso dibangun pada akhir abad ke-19. Pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869, memudahkan pelayaran dari Eropa menuju Asia memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan perdagangan di Singapura. Sebagai pelabuhan perdagangan penting bagi Inggris, maka diperlukan pembangunan sebuah benteng untuk melindungi Singapura dari invasi laut. Berdasarkan laporan Mayor Edward Lake dari Royal Engineers, sebuah
benteng dibangun di Pulau Blakang Mati (Sentosa) pada tahun 1874. Sebagai bagian dari sebuah benteng pertahanan, puncak Gunung Siloso diratakan untuk pemasangan berbagai platform senjata terutama meriam.
Namun, selama Perang Dunia II, pasukan Jepang menyerbu Singapura melalui jalur darat dari arah Malaysia. Inggris kemudian untuk mengubah arah senjata Fort Siloso ke daratan untuk membantu mendukung pasukan darat yang mempertahankan Singapura dari invasi.
Benteng ini sangat cocok didatangi oleh para penggemar klub sepakbola Arsenal pecinta sejarah yang hendak menelusuri sejarah Inggris di Singapura. Dari Fort Siloso, besok saya akan meneruskan wisata sejarah ke Fort Canning Park, dimana Sir Thomas Stamford Raffles membangun tempat tinggal disana.
Bagi yang ingin mengunjungi Fort Siloso tapi malas berjalan kaki sejauh 1,4 km dari Beach Station, tersedia Sentosa Bus A yang berwarna orange. Naiklah dari Beach Station, gratis kok! Saya memilih jalan kaki, selain mampir sebentar di Siloso Beach untuk menelepon ke tanah air, saya sedikitnya hendak menikmati secuil keindahan dan sepoi angin pantai pasir putih di Sentosa. Halah!
Bus A (Courtesy of landtransportguru.net) |
Usai berwisata sejarah saatnya menuju daya tarik utama yang merupakan candu di Sentosa bagi saya: Luge. Sesuai dengan jargon-nya, Luge memang "Once is never enough" setidaknya kudu 2x naiklah biar puas. Lagipula memang ada 2 rute yang membentang di sirkuit sepanjang 2,6 km ini. Bahkan sekarang ada Night Luge-nya juga, tapi saya belum pernah mencoba. Kapan-kapan deh, yuk? Hehehe.
Luge (Courtesy of skylineluge.com) |
Night Luge (Courtesy of skylineluge.com) |
Dulu, 1x Ride Luge + Skyride harus membayar $15 dan untuk next-ride ke-2 cukup membayar $8. Sebuah diskon yang menggiurkan! FYI, take the Skyride to the top of the Luge trails then Luge down. Begitu. Nah, sekarang tiketnya berubah, combo, 2x ride + skyline kita diharuskan membayar $23.50. Yang artinya lebih mahal 50 Cent daripada tiket terdahulunya. Ini semua pasti salah Jokowi!
Bagi yang tidak mau mencoba Luge, bisa juga cuma naik Skyride-nya doang. Sekali jalan (one way up) $11, Skyline bakal membawa kamu ke "atas" tepatnya di starting point Luge, disekitar Sentosa Station, persis di sisi utara Madame Tussauds. Kalau mau bolak-balik $18. Tapi, sungguh sayang ke Sentosa tidak mencoba Luge. Hehehe. Oya, baiknya titipkan tas, tinggalkan masa lalu gadget kalian dan nikmati keseruan downhill dengan Luge!
Skyline (Courtesy of Tristan Tan/Shutterstock) |
Usai dengan segala kegembiraan dan keseruan Luge, mari isi perut lagi. Its time for the one and only, Old Chang Kee! Mengantongi Halal Certified, Old Chang Kee menjual berbagai macam gorengan ala-ala. Tentu saja tidak ada combro, bakwan apalagi tempe mendoan. Pilih saja yang kalian suka karena menurut saya tidak ada yang tidak enak disini. Semua enak dilidah! Yah, paling kalau kebanyakan jadi tidak enak di dompet.
Dipilih-dipiliiiih~ |
#AbaikanMukaSaya |
Setelah kenyang, saya buru-buru menuju Beach Station untuk naik Sentosa Express kembali ke Vivo City. Dari Vivo City tentu saja saya guling-guling turun ke lantai dasar menuju stasiun MRT Harbour Front. Tujuan saya adalah stasiun MRT Bayfront sebagai "pintu masuk" menuju Garden by The Bay. Sebenarnya, Harbourfront dan Bayfront terhubung langsung oleh MRT jalur kuning Circle Line. Tapi kita harus memutar 29 stasiun karena Harbourfront berada di ujung akhir Circle Line dan Bayfront ada di ujung awalnya. Maka saya naik MRT jalur ungu North East Line menuju Chinatown dan berganti ke jalur biru Downtown Line menuju Bayfront.
Tujuan utama datang ke Garden by The Bay adalah Garden Rhapsody. Sebuah pertunjukan lampu spektakuler di Garden by The Bay dimana kita akan melihat pohon "avatar" berkelap kelip mengikuti irama lagu. Dari pintu keluar stasiun MRT Bayfront carilah arah pintu masuk menuju Garden By The Bay yang melalui Dragonfly Bridge.
Google Maps |
Ya, mengacu google map,
maka sebelah kiri dari Dragonfly Bridge adalah pemandangan Marina Bay
Sands. Pada sisi kanan tentu saja Garden By The Bay, dan sisi utara atau
bagian atas peta nanti kita akan melihat Singapore Weels dari kejauhan.
Maka tidak heran biasanya banyak pelancong dan fotografer menyempatkan
berfoto berlama-lama di area ini. Dibawah ini adalah penampakan dari Google Street View, biar lebih jelas betapa pentingnya Dragonfly Bridge untuk instastory kalian. Silakan klik, putar, drag, atau navigasikan sesuka kalian map dibawah ini!
Begitu sampai di Garden by The Bay, usahakan untuk segera mencari spot untuk menonton pertunjukannya. Pilih saja. Semua pelancong juga akan melakukan hal yang sama. Siapa cepat dia dapat. Paling menyenangkan apabila bisa mendapatkan spot di area berumput dimana kita bisa rebahan.
Supertree Groove |
Oya, sebelum atau sesudah Garden Rhapsody, bagi yang ingin melaksanakan sholat, terdapat mushola di area Superdining Tree. Lokasinya dekat dengan Texas Chicken. Terdapat beberapa sandal yang bisa digunakan untuk berwudhu. Lokasi wudhu menyatu dengan area di sekitar toilet.
Dari area Supertree Groove, saya berjalan ke utara, melalui Flower Dome. Jika tidak ada GPS, petunjuk jalan di Garden by The Bay ini sangat banyak. Saya keluar melalui Waterfront West Gate menuju Helix Bridge. Kira-kira begini.
Kenapa tidak kembali melalui stasiun MRT Bayfront? Menikmati suasana Helix Bridge, Singapore Science Museum, Esplanade dan Singapore Flyer pada malam hari itu lebih penting dari betis yang mulai nyut-nyutan setelah berjalan seharian. Hahahaha semua itu tentu saja demi postingan medial sosial, my friend!
Singapore Flyer dari Waterfront West Gate |
Helix Bridge, Marina Bay Sands, ArtScience Museum |
Tujuan saya ke Bugis+ untuk makan di Encik Tan, sebuah waralaba masakan peranakan yang tentu saja mengantongi Halal Certified. Encik Tan termasuk waralaba besar yang tersebar di seantero negeri, mudah sekali menemui Encik Tan di pusat-pusat keramaian. Harga makanannya mostly disekitaran $5. Dalam kunjungan yang sebelum-sebelumnya saya pernah mencoba Fishball Noodle, Laksa, Wanton Noodle dan semuanya enak. Tapi hari ini saya mau makan nasi!
Fried Prawn Set seharga $5 berisi udang goreng tepung, telor ceplok, sayur kubis dan nasi siram kuah kari. Penyajiannya mirip dengan standar penyajian nasi padang di tanah air. Jika ingin nambah lime juice tinggal tambah $1.
Rice Set Menu |
Fried Prawn Set |
Empty Bus |
Bersambung di Part-2...
0 komentar