Bangkok Trip: Wat Pho, Wat Arun, Ton Son Mosque
6/15/2016 10:55:00 AMNama asli kuil ini adalah Wat Phra Chetuphon Vimolmangklararm Rajwara Mahaviharn atau disingkat Wat Pho. Wat Pho dikenal sebagai Temple of the Reclining Buddha. Ini salah satu kompleks kuil terbesar di Bangkok dan terkenal karena patung Buddha raksasa yang sedang leyeh-leyeh berbaring (reclining) berukuran panjang 46 meter berwarna emas. Cukup 100 baht untuk masuk kesini. Oya, untuk tiket yang dibayarkan kita juga mendapatkan air mineral dingin bergambar Wat Pho.
Highlight untuk wisatawan yang mengunjungi Wat Pho tentu saja adalah Reclining Buddha. Tingginya 15 meter, panjang 46 meter, so large it feels like it has been squeezed into the building. Yak, seperti halnya mengunjungi Grand Palace, memasuki area ini harus dengan berpakaian sopan. Sepatu juga harus dilepas. Tapi disediakan semacam tote-bag untuk membawa sepatu kita agar bisa digunakan kembali di pintu keluar kuil ini.
Ada 108 mangkuk perunggu di sepanjang koridor yang mewakili 108 karakter keberuntungan Buddha. Wisatawan dapat memasukkan koin ke dalam mangkuk ini karena diyakini membawa keberuntungan. Dan juga tentu saja uang donasinya dapat membantu para biarawan untuk menjaga kelestarian kuil ini.
Bangunan selanjutnya adalah Phra Ubosot (Phra Uposatha) sebuah aula pentahbisan, aula utama yang digunakan untuk melakukan ritual Buddha, dan merpakan bangunan paling suci dari kompleks ini. Dibangun oleh Raja Rama I dalam gaya Ayuthaya, dan kemudian diperbesar dan dibangun kembali dalam gaya Rattanakosin oleh Rama III. Di dalam ubosot adalah emas dan kristal alas bertingkat tiga atasnya dengan Buddha berlapis emas yang terbuat dari paduan emas-tembaga.
Phra Ubosot |
Selesai dari Wat Pho, saya menuju Wat Arun, menuju Wat Arun harus menyebrang memakai Ferry, dari pintu Wat Pho, diseberangnya ada jalan menuju Tha Thien Pier. Hanya membayar 3 bath seorangnya, murah sekali!
Konter tiket |
Pemandangan dari Tha Thien Pier |
Popeye the sailor man! |
Kiri: maket, Kanan: asli |
Berikut adalah foto-foto Wat Arun yang saya ambil dari akun Quiggyt4 via Flickr.com. Sekedar menambahkan beberapa detail ornamen.
Quiggyt4 via Flickr.com |
Quiggyt4 via Flickr.com |
How do I look, cute eh? |
Thotsakan (Hijau) Sahat Decha (Putih) |
Ton Son Mosque merupakan masjid tua yang didirikan pada periode Ayutthaya pada tahun 1688, pada masa pemerintahan Raja Narai Agung, oleh Chao Phraya Ratchawangsenseni (Mahumd). Nama pertama masjid ini adalah Kudai Yai, singkatan dari Kudi Bangkok Yai. Awalnya hanya sebuah rumah jati di atas sebuah landasan dan beratap dengan ubin terakota.
Selama pemerintahan Raja Rama II, Muslim yang taat di wilayah Bangkok Yai merenovasi masjid ini dan mengubah struktur lama ke bangunan bata. Pada tahun 1952, gedung baru berubah menjadi bangunan beton bertulang karena struktur yang ada sudah terlalu tua untuk dibangun kembali. Pohon pinus (ton son) kembar, ditanam di depan pintu gerbang masjid dan namanya berubah Masjid Ton Son.
Inside |
The old building |
Bus 47 |
Kesan pertama saya terhadap Khaosan Road adalah daerah ini seperti versi lain dari Malioboro di Jogja. Membentang 1 km dengan dipenuhi budget-guesthouse, hotel mid-range, internet cafe, bar, klub, restoran, panti pijat, agen perjalanan, toko buku, kios-kios pasar, kedai kaki lima, toko-toko tato, jasa penukaran uang dan masih banyak lagi. Semua tumpah ruah disini. Mungkin atmosfer ketika malam hari lebih oke, tapi siang menjelang sore ini, ya begini saja. To be honest biasa saja menurut saya.
List of Bangkok Trip:
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6 | Part 7 | Part 8
3 komentar
syg bgt ke khaosannya siang. gak dapet feelnya deh.lol btw, ke grand palacenya seharian bisa ngiter smua mas?
BalasHapusNext time semoga bisa nikmatin hiruk pikuk Khaosan pas malem. Well, selama kuat kaki melangkah dan tahan teriknya Bangkok, sangat bisa seharian.
HapusJOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc