Kuala Lumpur (Day 4) - Batu Cave, Central Market, Jalan Alor Part-2

1/24/2016 07:19:00 PM

Hari keempat kami mulai agak pagi. Kami mau ke Batu Cave untuk menyaksikan sedikit selebrasi Pongal disana. Untuk menjangkau Batu Cave kita bisa ambil Komuter dari KL Sentral langsung ke Batu Cave. Jarak tempuhnya hampir setengah jam perjalanan. Dari stasiun Batu Cave kita tinggal jalan saja ke arah timur mengikuti pintu keluar stasiun. Begitu keluar stasiun kita langsung akan ketemu dengan gerbang barat dari Batu Cave ini. Oya, mayoritas turis masih menganggap Batu Cave ini masih di Kuala Lumpur padahal sebenarnya sudah berada di wilayah Selangor. 


KTM Komuter
Kedatangan kami bertepatan dengan perayaan Pongal. Pongal adalah salah satu festival paling penting dirayakan oleh orang-orang India terutama etnis Tamil Nadu. Perayaan Pongal sesuai dengan Makara Sankranthi, festival panen musim dingin dirayakan di seluruh India. Pongal adalah festival panen Tamil. Di Malaysia festival yang lebih dikenal dengan Thai Pongal adalah festival empat hari yang menurut kalender Gregorian biasanya dirayakan dari 13 Januari-16 Januari, tapi kadang-kadang dirayakan mulai 14 Januari sampai 17 Januari ini sesuai dengan hari terakhir bulan Tamil Maargazhi untuk hari ketiga bulan Tamil Thai. Hanya saja Pongal memang tidak setenar festival Thaipusam atau Deepavali.

Halaman utama Batu Cave
Dari halaman utama kuil, kita bisa langsung melihat patung emas Dewa Murugan. Dewa Murugan menurut etimologi Tamil Nadu merupakan salah satu dewa utama. Batu Cave Perumal Temple sendiri berada di belakang patung emas Dewa Murugan. Untuk sampai sana kita perlu menaiki 272 anak tangga dikemiringan yang mendekati 45° lumayan untuk olahraga. Halaman utama Batu Cave ini adalah tempat favorit saya. Karena disini terdapat banyak sekali burung dara.

Sekumpulan burung dara
Ada 272 anak tangga yang harus didaki untuk sampai puncak




Masyarakat Tamil Nadu menapaki tangga sembari membawa persembahan
Sampai di puncak, kita akan bertemu dengan ruangan di dalam gua besar dimana kuil utama berada. Kami tidak diperbolehkan masuk lebih dalam karena sedang digunakan untuk upacara keagamaan. Jadi kami hanya melihat-lihat dari mulut gua saja. Di sekitar mulut gua ini selain penjual suvenir ada juga beberapa kera.


Pemandangan di puncak

Kami agak berlama-lama di puncak, selain karena ngos-ngosan kami sengaja menikmati pemandangan bagus dari sini disertai angin sepoi-sepoi. Dari Batu Cave, perjalanan kami lanjutkan ke Central Market. Ya, Central Market yang berada di daerah Pasar Seni ini didirikan pada tahun 1888 dan awalnya digunakan sebagai pasar tradisional (wet market). Central Market merupakan konsep pasar dalam ruangan. Pengunjung dapat menelusuri banyak bagian yang ada di dalam Central Market, dari Lorong Melayu, Straits Chinese, dan Lorong India yang terletak di sayap barat. Lantai kedua berisi food court dan butik. Intinya, kalau kamu mau cari oleh-oleh baik berbentuk suvenir atau makanan, disinilah tempatnya. Bagi yang punya kepandaian menawar, ada baiknya gunakan kepandaian kalian disini. Saya hanya mencari tiga benda untuk keperluan oleh-oleh disini; kopi, teh tarik dan coklat.



Central Market
Inside Central Market


Semenjak traveling ke Penang bulan September kemarin, saya jadi ketagihan white coffee. Dan konon salah satu pesaing berat Penang White Coffee adalah Old Town White Coffee yang diproduksi dari daerah Ipoh. Maka tentu saja saya beli sampai dua bungkus. Saya juga membeli sekaleng teh. Walaupun menyukai kopi, asupan teh saya lebih banyak. Dan teh yang diproduksi dari Cameron Highlands ini membuat saya tidak pikir panjang untuk membelinya. Saya juga beli coklat. Coklat yang sebenarnya sama dengan coklat merlion di Singapore karena sama-sama buatan Malaysia. Teman-teman saya juga memborong untuk kepentingannya sendiri. Hihihihi.


Belanjaan saya
Dari Central Market kami pulang ke hostel. Selain berteduh karena hujan, kami juga harus mulai packing karena kami besok akan pulang pagi-pagi. Situasi Kuala Lumpur memaksa kami untuk setidaknya menyegerakan pulang terutama karena ada penangkapan dua tersangka teroris yang hendak melakukan pengeboman di Kuala Lumpur hari kemarin. Setelah tragedi pengeboman di Jakarta tempo hari, was-was juga kalau hal itu terjadi di Kuala Lumpur biarpun dua tersangkanya sudah ditangkap.

Malam harinya kita tutup dengan makan lagi di Jalan Alor. Sebenarnya tiap hari pun, pulang pergi ke hotel kami juga selalu melewati Jalan Alor. Hanya saja, Jalan Alor malam hari ambience-nya lebih dapat. Kedai yang pertama saya tuju adalah kedai Air Mata Kucing. Eits, tentu saja bukan berasal dari kucing yang menangis. Minuman khas Malaysia ini terbuat dari lengkeng. Buah lengkeng/klengkeng/longan inilah yang cikal bakal nama minuman ini. Biji buah lengkeng yang hitam dengan daging buahnya yang putih disebut mirip dengan mata kucing. Ramuan air mata kucing juga tak terlalu sulit. Selain buah lengkeng, minuman ini adalah campuran dari lo han kuo, buah kundur, gula dan air. Selain menyegarkan minuman ini juga berkhasiat mengobati panas dalam.



Air mata kucing
Sambil menikmati air mata kucing, kami berjalan menelusuri Jalan Alor, hingga akhirnya mampir ke sebuah kedai yang menjual tumis kangkung. Ya, melihat hijau kangkung yang segar itu kami jadi lapar. Terlebih selama disini sangat jarang sekali makan sayuran. Sempat mampir ke kedai Lok Lok (Sate rebus dengan model steamboat) tapi mengurungkan niat karena melihat panci rebusan yang digunakan bersamaan antara seafood dengan pork/frog-nya. Tapi sejujurnya ini enak, saya sempat mencobanya ketika di Penang dikarenakan waktu itu kedai Lok-Loknya hanya menyediakan seafood saja. 


Kedai Melayu dan Lok Lok Satay
Jalan Alor ramai sekali malam ini, mungkin karena akhir pekan. Malam ini juga cerah tidak seperti biasanya yang hujan. Malam terakhir di Malaysia. Besok kami pulang ke negara tercinta Indonesia. :')


Jalan Alor

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram