Kuala Lumpur (Day 5) - Last Day, Sayonara Malaysia

1/25/2016 10:13:00 PM

Semalam, saya sempat ngobrol dengan resepsionis hostel. Saya mendapatkan info bahwa harga KLIA Express yang tadinya RM35 naik menjadi RM55 sekali jalan. Padahal KLIA Express adalah satu-satunya layanan dari pusat kota menuju bandara tercepat. Dari KL Sentral ke Bandara hanya perlu 28 menit saja berbeda dengan Aerobus/Skybus yang mencapai 1 jam. Untuk naik Aerobus/Skybus kami diharuskan menuju KL Sentral dulu yang artinya kami harus berangkat pagi-pagi ke stasiun monorail yang menuju ke KL Sentral. Resepsionis menawarkan jasa taksi yang disediakan hotel ini, hanya RM100. Kalau dibagi bertiga berarti sama saja dengan naik KLIA Express harga lama. Dan dengan taksi kami tidak perlu ke KL Sentral dulu, kami hanya perlu menunggu taksi datang menjemput kami di hotel. Maka kamipun memesan taksi tersebut untuk keberangkatan pukul 07.00 MT



Saya duduk didepan sementara dua teman saya di belakang nampak menikmati perjalanan ke Bandara dengan tidur. Saya sempat ngobrol dengan sopirnya terutama soal taksinya yang sudah cukup berumurdan sudah saatnya berganti agar bisa bersaing dengan taksi-taksi yang menggunakan kendaraan jenis baru dan usianya lebih muda. Tapi biar begitu, beliau tetap bangga karena taksi ini sudah menjadi miliknya. Tiap pendapatannya narik taksi, beliau menyisihkan uangnya untuk mengkredit mobil ini. Beliau juga bercerita soal anak perempuannya yang fotonya dijadikan wallpaper di handphone-nya. Anak perempuannya adalah alasan utama beliau bekerja keras. Sebuah cerita yang menyentuh sepagi ini. Setelah 45 menit sampailah kami di Bandara KLIA 2. Saya segera mengecek jadwal keberangkatan, cek in menggunakan handphone dan beringsut mencari sarapan. Kami mampir ke Texas.



Setelah selesai sarapan, kami pun menuju konter drop baggage untuk memasukkan tas kami ke bagasi pesawat. Kami akan pisah rombongan. Satu teman saya akan melanjutkan perjalanan ke Bandung, sedangkan kami akan ke Jakarta. Kami sama-sama naik Malindo Air. Alasannya selain jadwal penerbangan yang pas, Malindo Air dengan slogannya not just low cost membuat pengalaman terbangnya tidak sama dengan penerbangan low cost lainnya. Review soal penerbangan low cost bisa simak postingan saya disini.

Window seat 20A
Complementary snack, inflight meal Chicken Briyani, flight map
Seperti yang sudah saya tulis di postingan yang menyoal low cost airline, Malindo Air dalam tiap tiketnya memang akan memberikan complementary snack. Di penerbangan kali ini ada blueberry muffin dan roti isi sosis ayam. Hanya saja, untuk menyingkat waktu ketika sampai di Jakarta nanti, kami memesan inflight meal berupa Chicken Briyani. Kalau dibandingkan dengan Bukhara Briyani di penerbangan Air Asia kemaren, Briyani dari Malindo Air ini lebih juara soal rasanya, tampilannya pun juga menarik. Sembari menikmati nasi briyani, sesekali saya ngecek flight map. Kami sudah berada diatas Kepulauan Bangka Belitung. *abaikan penampakan tangan*

Alhamdulillah, pukul 12:20 WIB, pesawat kami landing tepat waktu dan merapat di Terminal 2D. Kami langsung menuju ke conveyor belt menunggu bagasi kami diturunkan. Melewati imigrasi dan langsung menuju ke counter bus Damri untuk membeli tiket ke arah stasiun Gambir. Sekitar pukul 13.00 WIB teman saya juga mengabarkan pesawatnya sudah mendarat di Bandung. 


Usai sudah traveling kami bertiga di Malaysia. Rupa-rupa jalan-jalan para lulusan komunikasi tiga angkatan berurutan. Terimakasih Salit Purbarani dan Eka Melawati, semoga bisa jalan-jalan lagi bertiga. Sayonara!


Kami bertiga, heyaaa!


You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram