Penang (Day 3) - Bukit Bendera & Sayonara!

9/23/2015 12:06:00 AM

Pukul 07.30 saya berjalan kaki menuju terminal KOMTAR. Disitu saya menunggu bus nomor 204 yang akan mengantarkan ke Penang Hill. Tiket bis dari KOMTAR-Penang Hill adalah RM2. Perjalanan cukup jauh, hampir sejam untuk sampai ke Penang Hill. Saya langsung menuju loket penjualan karcis kereta funicular yang akan mengantarkan ke puncak bukit. Tarif karcis untuk turis non-Malaysia adalah RM30 untuk pulang pergi dari atas kebawah. Cukup mahal dan hey, ada jalur jalan kaki untuk menuju ke atas. Lain kali kalau kesini lagi mungkin ada baiknya mencoba jalur ini. Oya, ada dua kereta funicular yang beroperasi bersamaan dengan rute berlawanan. Dua-duanya beroperasi mulai 06.30-22.00 untuk weekday, untuk weekend sampai 23.00. Perjalanannya  10 menit. Dan, rupanya kalau dilihat-lihat lagi, jalur jalan kakinya lumayan!

Penang Hill
Mungkin karena akhir pekan, jadi pengunjungnya cukup ramai. Selain turis, pengunjung rata-rata adalah rombongan anak sekolah. Mereka datang beregu dengan seragam warna-warni. Saya dapat tempat duduk dibelakang dengan posisi yang kurang bagus, saya pun bertekad nanti baliknya harus dapat tempat duduk yang bagus untuk bikin video perjalanan kereta yang berjalan dalam posisi miring ini.


Kereta Funicular
Sampai diatas saya sedikit kecewa karena pemandangan ke bawah tertutup oleh kabut. Sebenarnya itu bukan kabut, seperti ketika saya di KLIA kemaren, yang menutupi sebagian Malaysia bukanlah kabut tetapi asap kiriman dari Indonesia akibat kebakaran hutan di Riau/Jambi. Ada teropong yang tiap penggunaannya dikenakan RM1, tapi percuma juga rasanya karena pandangan terhalang asap.


Teropong
Ada yang menarik ketika sampai di taman utama Penang Hill ini. Ada penjual mainan tradisional dari janur yang dibentuk mirip belalang. Harganya RM2. Belum pernah saya menemukan kreasi janur seperti ini di Indonesia. Saya kepingin beli, tapi nanti sampai Indonesia pasti sudah layu/kering. Jadi saya foto saja.


Grasshopper!
Disini selain taman bermain, ada Owl Museum, Lock Love, Masjid Bukit
Bendera dan Kuil Sri Aruloli Thirumurugan. Untuk masjidnya sedang dalam tahap renovasi dan untuk kuilnya, saya tidak berani dekat-dekat karena sedang banyak orang beribadah dan untuk masuk sekitar situ harus lepas alas kaki. Saya pun bergerak ke Lock Love. Lock Love ini mirip sekali dengan yang ada di Ponte Milvio Roma, Hohenzollern Bridge Jerman dan 
Pont des Arts Paris.


Penang Hill view
Sesuai dengan jargon "you've never been to Penang unless you've been to Penang Hill." Disini udara-nya sejuk, mengingat hampir semua penjuru Penang cukup panas karena iklim pantai-nya, Penang Hill adalah tempat yang enak untuk sekedar ngadem. Seandainya tidak ada kiriman asap, barangkali pemandangannya memang bagus apalagi di malam hari.


Lock Love Penang
Hampir dua jam saya berada di Penang Hill, saya memutuskan untuk turun. Dan sesuai tekad saya tadi, saya harus mendapatkan tempat duduk yang oke di kereta saat turun. Dengan sedikit trik akhirnya saya dapat posisi paling depan. Hehehe. Ternyata kereta ini lebih cepat ketika turun, dan dengan posisi didepan begini rasanya seperti naik roller coaster. Untuk videonya bisa dilihat di tautan yang berada di bawah.


Down we go!

Video turun bukit

Sesampainya di bawah, saya sebenarnya berniat untuk jalan ke Kuil Kek Lok Si yang konon merupakan salah satu kuil Buddha terbesar se-Asia Tenggara. Sempat nanya dengan petugas di pintu keluar Penang Hill, tidak ada kendaraan kesana. Kalau mau ya harus jalan kaki sekitar 2km dengan jalan yang cukup menanjak karena Kuil-nya juga berada di atas bukit. Melirik ke jam, rupanya sudah pukul 11.43. Dengan keadaan yang cukup terik di siang hari, saya pun mengurungkan niat kesana. Saya naik bis 204 lagi kali ini langsung menuju Jetty. Saya mau sedikit berlama-lama disekitar Lebuh Armenian. Mengingat ini akhir pekan pasti disana cukup ramai.


Toko Souvenir
Sesampainya Lebuh Armenian, yang saya lakukan adalah keluar masuk toko souvenir. Hanya lihat-lihat saja, barangkali ada pernik bagus yang bisa buat oleh-oleh. Kemudian mata saya tertuju pada banyak orang yang asyik menikmati es yang berbentuk bulat. Ditengah terik Georgetown, menikmati sesuatu yang dingin sangatlah menggiurkan. Kemudian saya berkeliling untuk mencari penjualnya dan saya semakin bertemu banyak orang menikmati es ini. Sepertinya memang sedang happening es warna-warni berbentuk bulat. Dan voila, rupanya Ice Ball seharga RM3 inilah yang daritadi dinikmati orang-orang. Sayapun antri dan membeli. Sempat nanya rasa apa yang paling enak, dan menurut orang yang antri di depan saya, yang paling enak adalah kombinasi Rose dan Mango. Dan begitulah, saya lanjut berkeliling Lebuh Armenian sambil menikmati Ice Ball rasa kombinasi Rose dan Mango.


Rose & Mango Ice Ball
Sekitar pukul 17.00 saya beranjak pulang dari Lebuh Armenian. Saya harus packing mengingat nanti malam saya akan beringsut ke Kuala Lumpur. Sembari pulang saya sempat memotret beberapa plang dari toko-toko yang saya lewati. Salah satunya yang menarik adalah kedai Toto Sport yang tak lain adalah agen ramal nomor. Dalam istilah Indonesia adalah togel. Disini togel adalah hal legal dan peminatnya cukup banyak. Hehehe.


Plang sepanjang Lebuh Kimberley
Saya pulang ke hotel dan mulai packing, terutama memikirkan agar dua bungkusan Penang White Coffee yang sudah saya beli bisa masuk ke ransel. Jelang maghrib saya mampir ke kedai Pak Bashir lagi untuk beli makan malam. Saya beli Mee Goreng yang harganya ternyata sama dengan Char Koay Teow kemarin RM4. Saya bungkus karena mulai gerimis. Georgetown hujan deras dan sampai pukul 21.00 belum juga reda. Saya check-out dan menunggu di ruang resepsionis sambil nge-teh. Sempat diledek sama resepsionisnya, bagaimana kalau tidak reda juga dan saya harus jalan hujan-hujanan sampai terminal KOMTAR. Agak gelisah juga, tapi biarpun dengan senyum kecut saya bilang bahwa sebentar lagi hujan pasti reda. Tepat di tegukan terakhir, hujanpun mulai reda. Pukul 22.33 saya keluar hotel dan berjalan menuju terminal KOMTAR. Agen bus saya, New Asian Travel ada di ujung terminal KOMTAR. New Asian Travel ini melayani banyak tujuan bis antar kota di sekitar Malaysia juga tujuan internasional seperti ke Thailand dan Singapore. Sebuah kantor agen yang kecil, tetapi menampung bis dengan tujuan yang sangat beragam.


New Asian Travel & Transport
Silih berganti penumpang naik ke bis-bis sesuai dengan tujuan masing-masing. Tiap tiket yang sudah check-in akan diberikan nomor bis masing-masing. Bis saya nongol tepat jam 12.00 dan kondektur mulai checking penumpang. Bis-nya sendiri cukup besar. Bagian bawah bis ini hanya dikhususkan untuk bagasi, dan penumpang berada diatas. Kesan saya, bis ini memang oke dan nyaman. Nggak sia-sia bayar coach kelas ekskutif. Bis ini berkonfigurasi tempat duduk 2-1. Saya duduk di nomor 10A.


City Express Bus
Tepat 00.30 bis mulai bergerak, menurut jadwal sih masih jemput penumpang lagi di Terminal Sungai Nibong untuk kemudian langsung menuju Kuala Lumpur menempuh jarak 353 km dalam waktu ± 4 jam. Menurut saya, dengan waktu tempuh ini sangatlah cepat. Mengingat jarak dari kota saya Purwokerto ke Semarang yang jaraknya hanya 200 km harus menempuh waktu 5-6 jam tergantung lalu lintas. Perjalanan saya melewati highway yang membentang sepanjang sisi barat Malaysia. Perjalanan sangat nyaman. Saya terbangun ketika bis transit sebentar di rest area di daerah Bidor sekitar pukul 03.30. Hanya 10 menit bus berhenti dan perjalanan kembali dilanjutkan. 


KL Sentral
Dan pukul 04.30 bis sampai di pemberhentian terakhir di Terminal Puduraya. Harusnya saya turun di KL Sentral tapi kebablasan karena ketiduran. Sayapun turun dari bis kemudian mencari bis Rapid KL menuju KL Sentral. Sesampainya di KL Sentral saya naik ke lantai 1 mencari shower room yang ternyata baru buka pukul 06.00. KL Sentral masih cukup sepi sepagi ini, banyak toko/konter yang belum buka. Saya pun duduk-duduk di depan 7 Eleven sambil menunggu shower room dibuka. Shower room di KL Sentral terdapat diujung lantai 1 dekat dengan surau. Ada papan penunjuk untuk sampai kesana. Untuk mandi saja kita dikenai biaya RM5 tetapi untuk sewa handuk kita menambah RM2. Untuk uang yang kita bayarkan, kita akan mendapatkan kunci ruang ganti dimana kita bisa meletakkan barang-barang kita disana.


Shower Room KL Sentral
Selepas mandi saya sholat subuh kemudian menuju ke KFC dilantai 2 dekat dengan Departure Hall untuk Intercity Train. Yang menarik dari KFC yang saya temui selama traveling di Malaysia atau Singapore, KFC selalu menyediakan menu tradisional khas untuk sarapannya. Di Malaysia ini ada Nasi Lemak lengkap dengan ayam, telor ceplok, sambal teri dan tak lupa teh tarik hangat. Hanya RM8.9. Kalau di KFC Singapore ada Zinger Chicken Rice, harganya saya lupa. Hehehe. Karena letaknya berada di dekat departure hall, maka disaat-saat jam sibuk, KFC disini sangat ramai.

Nasi Lemak ala KFC
Setelah sarapan saya langsung menuju konter KLIA Express. Sebenarnya untuk mencapai KLIA kita bisa menggunakan Aerobus seharga RM10, tetapi karena saya mengejar waktu agar bisa sedikit santai di bandara, saya naik KLIA Express seharga RM35. Lumayan mahal, tapi untuk perjalanan nyaman 28 menit tak apalah. Aerobus perlu waktu 1 jam untuk sampai bandara. 


Tiket KLIA Express
Di dalam KLIA Express saya membayangkan nanti setelah Terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno-Hatta selesai dibangun, kemudian akan disusul dengan pengadaan kereta ekspres dari dan menuju bandara. Yah tentu saja akan bersaing dengan airport shuttle-nya DAMRI, tapi tak apa. Memberikan kemudahan akses ke bandara kan menyenangkan juga. Semoga kelak bisa senyaman KLIA Express atau MRT di Changi. Bye Georgetown, sampai jumpa Malaysia, semoga saya bisa berkunjung lagi di lain kesempatan.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram